MENYIMAK TEHNIK TARI NGREMO
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1970-an tari Ngremo telah berkembang menjadi sebuah tarian lepas yang tercerabut dari panggung ludruk. Keberadaan ini bukan menjadikan hal yang mustahil untuk dapat dilakukan, karena niat positif yang berlebel pelestarian dan pengembangan itu memang perlu dilakukan sebagai langkah penyelamatan seni tradisi, meskipun akar tradisi itupun tidak pernah mendapatkan pemberdayaan secara menyeluruh.
Program pelestarian dan pengembangan yang telah dilakukan oleh lembaga terkait tersebut tetap saja memiliki sentuhan positif meskipun menyisakan perihal negative yang sepatutnya segera ditutup oleh tinta putih.
Dibalik keprihatinan dalam perkembangan tari ngremo di berbagai panggung resepsi saat ini, tetap bisa diambil hikmahnya, bahwa pertumbuhan dan perkembangan tari tradisi memerlukan sebuah pendekatan yang lebih dalam yang mampu mengedepankan nilai-nilai ketradisiannya.
Ngremo merupakan salah satu bentuk tari tradisional yang tidak bisa terlepas dari keberadaan seni pertunjukan Ludruk. Sejak awal tari ngremo digarap disajikan untuk mengawali pertunjukan ludruk, meskipun pada perkembangan berikutnya juga dimanfaatkan untuk mengawali seni tandhakan maupun pertunjukan wayang kulit jawa timuran.
Bibit tari ngremo sudah ada bersamaan dengan kesenian rakyat Besutan, namanya masih bukan ngremo, masih merupakan serangkaian gerak tari yang digunakan oleh pemeran Besut pada setiap pertunjukannya. Beberapa gerak tari yang dilakukan oleh Besut antara lain meliputi : gerakan duduk manembah kearah empat kiblat, gerakan gedrug dalam posisi berdiri, gerak berjalan, gerak kontrengan.
Pada perkembangan berikutnya, gerakan Besut tersebut ditata kembali dan diperkaya dengan ragam gerak tari yang bersumber dari tari Topeng Klana yang saat itu sering ngamen di wilayah Sidoarjo, tepatnya kurang lebih pada tahun 1927, Pak Winoto yang saat itu masih bertempat tinggal di wilayah keputran - Surabaya menggarap tari Ngremo untuk keperluan mengawali pertunjukan Ludruk. Salah satu murid pak Winoto adalah Munali Fatah yang bertempat tinggal di Buduran - Sidoarjo.
Sejak decade Winoto ini kemudian bermunculan penari Ngremo di berbagai panggung tradisional di berbagai wilayah, perkembangan yang saat itu banyak menjadi perbincangan seniman Ludruk adalah lahirnya penari ngremo di wilayah Surabaya - Sidoarjo – Mojokerto – Jombang – Malang. Saat ini di wilayah timurpun telah banyak melahirkan penari Ngremo yang cukup handal, kepenarian mereka di wilayah timur ini sangat tebal dipengaruhi oleh sentuhan tari Madura, antara lain di wilayah Madura - Probolinggo – Lumajang – Jember – Bondowoso dan Situbondo.
SEBUAH PENDEKATAN
Dalam penampilan tari ngremo oleh kebanyakan seniman di berbagai wilayah sangat jarang yang menerapkan tehnik tari secara baik. Hal ini disebabkan para penari Ngremo tersebut belajarnya hanya dengan cara melihat dan menirukan, kemudian dicoba untuk naik panggung. Kualitas mereka terbentuk karena jam terbang dan potensi diri yang membentuknya secara alami. Diantara mereka yang membentuknya melalui proses ketekunan untuk mencermati gerak tubuhnya, ada pula yang hanya asal mereka bisa menarikan tari ngremo sudah merupakan kebanggaan dan mendapatkan peluang untuk manggung (pentas) serta mendapatkan uang.
Beberapa seniman penari terpandang di arena ludruk, diarena tandhakan maupun di arena wayang kulit merupakan sumber estetik yang patut disikapi secara positif, setidaknya untuk menyelamatkan berbagai tafsir tari ngremo yang kini makin tidak jelas, lebih-lebih di wilayah Surabaya proses kepenarian dan pengamatan tari ngremo kini telah mengacu pada kekuatan otot semata, akibatnya melahirkan sebuah fenomena dalan menarikan tari ngremo dengan gerak yang menghentak-hentak, gerakan tubuh yang ngotot, pose tanjak dengan mendak yang berlebihan, gerakan yang keras dst.
Berangkat dari penari-penari tradisi yang mempunyai kemampuan tertentu serta selayaknya menjadi nara sumber, penulis mencoba mengumpulkan beberapa potensi yang bisa dimanfaatkan sebagai kajian. Beberapa aspek yang berhubungan dengan tehnik tari ngremo tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian, antara lain tentang sikap/bentuk jari, gerak kepala dan dasar tari.
SIKAP/BENTUK JARI
Ada beberapa Sikap atau bentuk jari yang digunakan dalam tari ngremo, antara lain : nyathok tutup, nyathok bukak, nodding, ngeber.
Nyathok tutup,
merupakan sikap atau bentuk jari yang digunakan untuk tari ngremo putrid, membentuknya dilakukan dengan cara menatra tiga jari tengah hingga kelingking dalam posisi tegak, sedangkan ujung jari telunjuk dengan ujung ibu jari tangan bertemu.
Nyathok bukak,
merupakan sikap atau bentuk jari yang digunakan untuk tari ngremo putra, membentuknya dilakukan dengan cara menata tiga jari tengah hingga kelingking berimpit dalam posisi tegak, sedangkan jari telunjuk dan ibu jari ditekuk kedalam. Ujung jari telunjuk dan ujung ibu jari berjarak (terbuka).
Ndoding,
merupakan sikap atau bentuk jari yang digunakan oleh tari ngremo putra, membentuknya dilakukan dengan cara jari telunjuk dalam posisi tegak (lurus), tiga jari tengah hingga kelingking ditekuk kedalam, ibu jari tegak menghimpit kedalam.
Ngeber,
merupakan sikap atau bentuk jari yang digunakan oleh tari ngremo putri, membentuknya dilakukan dengan cara ibu jari tegak agak menghimpit kedalam, keempat jari lainnya tegak berimpit.
GERAK KEPALA
Ada beberapa gerak kepala yang biasa digunakan dalam tari ngremo, antara lain : sendal pancing, godegan, nglewas, keter
? Sendal pancing, adalah gerak kepala sandal pancing dilakukan dengan cara mendorong dagu kedepan samping kiri ditarik kembali ketengah dan mendorong kearah depan samping kanan ditarik kembali ketengah. Tekanan gerak dagu lebih dominan pada saat menarik kembali dagu ketengah. Gerakan ini pada umumnya digunakan untuk memberikan tekanan sebagai gerak penutup dari satu bagian dari rangkaian ragam gerak tari, music iringan bertepatan dengan seleh gong.
? Godegan, adalah gerakan kepala yang lebih menekankan memindah arah hadap (memalingkan pandangan) kekiri dan kekanan. Gerakan ini hamper mirip dengan sandal pancing tetapi tekanan gerak dan volume gerak berbeda. Gerak godegan ini pada umumnya juga untuk memberikan tekanan sebagai gerak penutup dalam satu bagian dari rangkaian ragam gerak tari, music iringan bertepatan dengan seleh gong.
? Nglewas, adalah gerakan kepala kearah kiri dan kanan, didahului dengan sedikit merebahkan kepala bagian atas menuju kearah gerak yang dituju. Saat geerakan kepala direbahkan kekiri, arah hadap justru kekanan, demikian sebaliknya. Gerakan nglewas ini digunakan untuk pelaksanaan gerak klewasan yang mempounyai peran sebagai pengatur perubahan irama dari irama lambat berangsur mencepat.
? Keter, adalah gerak dagu yang ditekan kearah kiri dan kearah kanan secara bergantian, kepala bagian atas seolah-olah menjadi poros yang hampir tidak ada tekanan gerak. Gerak keter ini umumnya digunakan sebagai gerak transisi dari satu rangkaian ragam gerak akan menuju rangkaian ragam gerak yang lain.
DASAR TARI
Kebanyakan orang menyoroti bahwa tari ngremo itu tidak mempunyai dasar yang kuat, hal ini disebabkan oleh kepenarian tari ngremo yang terjadi di lingkungan seniman panggung sangat jarang yang memperhatikan tehnik tari yang baik, karena mereka pada umumnya bertumpu pada laku (payu), namun demikian diantara mereka juga ada pengakuan kepenarian siapa yang dianggap baik sebagai penari ngremo yang baik.
Beberapa pendekatan yang digunakan oleh berbagai seniman penari Ngremo tradisi yang berhubungan dengan dasar tari dapat dirangkum dalam asisapa ponglati.
Asisapa ponglati merupakan suatu faham tentang tehnik tari yang telah dilakukan oleh para penari ngremo tradisi sebagai pendekatan kepenariannya, yaitu : adeg, siku, sabet, pacak, polatan, nglaras, ngayati.
? Adeg, dimaksudkan sebagai ukuran memposisikan tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki. Posisi kepala dan punggung tegak, kedua lutut menghadap kesamping membentuk siku kurang lebih 65 derajat. Ada beberapa posisi telapak kaki yang digunakan oleh para penari ngremo tradisi, antara lain, telapak kaki sejajar sehingga arah hadap tubuh Nampak tajam kedepan, telapak kaki kiri agak bergeser sedikit kebelakang sehingga arah hadap tubuh tajam menyudut kekanan depan.
? Siku, dimaksudkan sebagai cara mengatur posisi pergelangan tasngan maupun siku sesuai dengan ukuran setiap gerak yang diperlukan. Solah (gerak) yang diku dimaksudkan suatu bentuk gerak yang tajam yang dihasilkan dari kemampuan memposisikan lengan atauipun kaki secara tepat dan tegas. Dengan penerapan siku yang baik, tata sikiap lengan tubuh dan kaki yang membentuk sudut-sudut terukur , penari akan mewujudkan suatu bentuk sikap tari yang baik.
? Sabet, dimaksudkan sebagai cara melakukan gerak tari, keserasian antarta gerakan tangan dan kaki, merupakan kemamp[uan penari dalam mengatur irama adan tempo gerak, sehingga meskipun irama lambat, tetapi mengalirnya gerak tetap mempunyai tempo yang pendek-pendek.
? Pacak, dimaksudkan sebagai kondisi tubuh saat melakukan gerak tari yang sudah tidak lagi seperti subyek (personal) yang sedang melakukan gerak, tetapi benar-benar sebagai subyek (personal) yang sedang menari, meninggalkan indifidunya dan ia memasuki sebuah ruang baru yaitu ruang tari ngremo, dalam hal ini dicontohkan seperti gaya, penampilan, pembawaan telah berubahnya sosok seseorang menjadi sosok lain dalam tari ngremo.
? Polatan, arah hadap pandangan sesuai dengan gerak kepala yang diterapkan pada setiap gerak tari. Arah hadap dengan pandangan bola mata harus satu arah mengikujti arah gerak sesuai dengan kebutuhan kesan yang diujudkan.
? Nglaras, dimaksudkan sebagai keselarasan antara perjalanan gerak tari sesuai dengan irama music iringannya. Dalam upaya ini seorang penari perlu kemampuan merasakan jalannya irama gereak dan irama musiksesuai yang diperlukan oleh setiap ragam gerak tari. Nglaras dapat hidup dalam perjalanan gerak tari apabila seorang penari memahami pola ritmis dari setiap gerakan.
? Ngayati, dimaksudkan sebagai kemampuan penari dalam upaya mengalirkan jiwanya keseluruh tubuh, mengalirnya sebuah getaran atau magnit keseluruah tubuh, bukan tubuh yang bergetar, tetapi kekuatan internal yang terlahirkan, sehingga berbagai gerak tari yang ia lakukan memiliki daya hidup. Memiliki daya hidup dimaknai sebagai gerak yang mampu memtransformasikan rasa gerak tari kepada orang lain yang melihatnya, orang lain tersebut seolah-olah ikut hanyut dalam tarian tersebut.
SEBUAH HARAPAN
Bagaimana perkembangan tari ngremo kedepan, agar ia tidak kehilangan pijakan yang mendasar sebagai tari ngremo, sangatlah tergantung dari beberapa hal, antara lain : (1) cara menyikapi sebuah penggarapan, agar tidak menumbuhkan distorsi tehnik yang berlebihan (2) menghindari tafsir tentang tari ngremo yang justru membuat rancu (3) proses pengamatan yang lebih bertumpu pada pemahaman tehnik tari Ngremo yang lebih mendasar sesuai dengan konsep kepenarian yang diperlukan untuk tolok ukur kualitas tari Ngremo itu sendiri.
(telah dimuat di majalah Bende, Dinas Pendidikan Prop Jatim, edisi 101, Maret 2012)
TARI NUSANTARA
Tari Nusantara
1. Ragam Gerak Dasar Kaki
Tiap daerah memiliki karakter berbeda. Perbedaan itu terdapat dalam gerak kaki.
a. Adeg-Adeg/Agem
Adeg-Adeg merupakan posisi siap dalam menari
b.Wedhi Kengser (Jawa)
Gerak wedhi kengser juga sering disebut gerak "keser" yaitu gerakan berpindah tempat dengan bergeser kesamping atau kekiri.
c. Langkah Meliuk (Sulawesi)
Gerak dasar kaki langkah meliuk terdapat dalam gerak-gerak tari daerah sulawesi.
d. Nyregreg (Bali)
Nyregreg adalah melangkah dengan cara bergeser kedepan dalam posisi jongkok.
e. Pakblang (Sunda)
Pakblang adalah cara melangkah kaki kedepan atau kebelakang dengan merendahkan dan meninggikan gerak langkah kaki.
f. Rapat Nindak (Betawi)
2. Variasi Gerak Kaki
- gerakan memutar dengan kaki jinjit.
- gerakandengan cara bergeser dengan sikap kaki jinjit.
- gerakan kaki kanan melangkah (silang) kekiri lalu geser kembali kekanan.
3. Ragam Utuh Gerak Tari
a. Adeg-Adeg
b. Rapat Tindak
c. Gerakan Slancar
d. Kewer
e. Kewer Ganda
f. Goyang Pingul (Cendol Hijau)
g. Gerak Pak Blang
h. Gerakan Gibang
MACAM-MACAM GERAKAN TARI BALI
Tarian Bali sangat unik, dinamik, dan gerakan-gerakannya sangat beragam. Ketika menari seorang penari harus mampu memainkan seluruh anggota badannya, dari kepala hingga jari-jari kaki. Hal paling penting yang perlu diingat waktu menari adalah dia harus selalu membengkokkan lututnya (ees), melengkungkan punggungnya ke belakang, dan membusungkan dadanya.
Di bawah ini diberikan beberapa contoh gerakan.
Contoh gerakan kaki
Tampak sirang pada berarti tapak kaki sama serong
Ngumbang pada dasarnya berarti berjalan
Tayog berarti berjalan goyang
Nyeregseg berarti bergeser cepat
Tayog demang berarti berjalan dengan tangan di pinggang
Contoh gerakan tangan
Luk nagasatru berarti tangan berputar ke arah dalam
Nepuk kampuh berarti tangan menekan kampuh atau kamen di dada
Ngaweh berarti tangan melambai
Mungkah lawang adalah gerakan pembuka tarian
Nabdab gelung berarti tangan meraba gelungan
Contoh gerakan jari
Jeriring berarti jari-jari bergetar halus
Manganjali berarti tangan menyembah
Ngutek berarti menunjuk-nunjuk
Nuding berarti jari menunjuk
Nyempurit berarti ibu jari melekat di jari tengah
Contoh gerakan badan
Ngotag dada berarti menggoyangkan dada
Ngotag pinggang berarti menggoyangkan pinggang
Ngotag pala berarti menggoyangkan pundak
Lelok berarti rebah kanan dan rebah kiri bergantian
Neregah berarti badan didorongkan ke depan
Contoh gerakan leher
Ngepik berarti leher rebah kanan dan kiri bergantian
Ngelidu berarti menoleh ke kanan dan ke kiri
Nyulengek berarti melihat ke atas
Ngetget berarti melihat ke bawah
Kidung but muring berarti bergeleng
Hal yang menarik dan unik dari tarian Bali yang membedakannya dengan tarian-tarian lainnya adalah dalam gerakan mata atau seledet. Kedua bola mata digerakkan (melirik) ke kanan dan/atau ke kiri bersamaan dengan gerakan dagu. Ketika nyeledet mata harus terbuka lebar dan tidak boleh dikedipkan.
Disamping gerakan seluruh anggota badan, ekspresi muka juga sangat penting. Hal ini untuk menunjukkan karakter dari sebuah tarian, apakah itu gembira, marah, sedih, terkejut, asmara, dan lain-lainnya. Menurut Ni Ketut Reneng, sebuah tarian adalah perpaduan yang mendalam dari perasaan, gerakan badan, dan jiwa si penari dan tarian itu.
Sikap dan gerak dasar tari
Posted on Januari 7, 2011
Menthang dan nekuk
Mentang dan nekuk untuk tari putri dan putra halus:pergelangan tangan segaris ( trap,bahasa kawa) dengan puser.
Menthang dan nekuk untuk tari putri sikap telapak tangan ngiting,ngruji.
Menthang nekuk untuk putra halus,sikap telapak tangan nyempurit ,ngruji
Menthang dan nekuk untuk tari putra gagah : pergelangan tangan srgaris /horisontal dengan bahu.
Padawaktu nekuk untuk tari putra gagah,jarak pergelangan tangan dengan dengan dada kurang lebih dua jengkal,jarakpergelangan tangan kanan dengan pergelangan tangan kiri,selebar bahu kita masing-masing
Tanjak : sikap berdiri dalam tari
Sikap telapak kaki putri pada waktu tanjak: Kedua telapak kaki membentuk sudut, dengan tumit berhimpit,jari jari kaki di naikan,nylekentik ( basa Jawa )
Sikap telapak kaki putra halus pada waktu tanjak :
Telapak kaki kanan lurus kesamping
Telapak kaki kiri membentuk sudut
Jarak telapak kaki kanan dengan telapak kaki kiri kurang lebih 3 telapak kaki
Sehingga tumit kanan segaris dengan ibu jari kiri
GERAK DASAR KAKI
Debeg :
Adalalah menghentakan ujung telapak kaki di sisi (sebelah ) kaki yang lain.
Gejug :
Adalah menjatuhkan ujung telapak kaki dibelakan kakai yang lain,dengan posisi menyilang.
Napak :
Adalah menjatuhkan telapak kaki didepan kaki yang lain,posisi telapak kaki pada waktu napak menyilang( mager timun)bahasa jawa
Kengser :
Adalah bergerak kesamping kanan,kekiri atau berputar dengan kedua tekapak kaki berhingsut,bergantian antara ujung telapak kaki dengan tumit,dengan sikap tubuh sedikit mendak.
Kengser kanan: didahului dengan debeg gejung kaki kanan ,tangan kanan nekuk, tangan kiri menthang,dengan sikap telapak tangan ngruji.
Kengser kiri : didahului denagan debeg gejung kaki kiri ,tangan kiri nekuk, tangan kanan menthang,dengan sikap telapak tangan ngruji.
Untuk kenser ini, biasa dilakukan untuk tari putri
Trecet :
Adalah bergerak kesamping kanan,kekiri atau berputar,dengan telapak kaki jinjit,tubuh mendak.
Trecet kanan :
Didahului dengan Gejug kaki kanan,tangan kiri menthang dengan sisp telapak tangan ngruji,kedua telapak kaki berjajar ,jinjit,dan mendak.
Trecet kiri :
Didahului dengan Gejug kaki kiri,tangan kanan menthang dengan sisp telapak tangan ngruji,kedua telapak kaki berjajar ,jinjit,dan mendak.
Trecet biasa dilakukan untuk tari putra halus dan putra gagah
Srisig ( trisig ) :
Berpindah tempat kekanan,kekiri,maju mundur atau berputar,dengan berlari kecil dan jinjit,tubuh agak merendah.
Srisig bisa dilakukan untuk tari, putrid,putra halus, dan putra gagah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar